Sabtu, 18 Februari 2012

seharusnya engkau juga merasakan

Apa yang terjadi sesungguhnya?
Mengapa satu cinta pergi, aku menangisinya semalaman.

Bahkan aku masih terpana di pintu hati yang tertutup itu.
Padahal aku tau, saat satu pintu itu tertutup, pntu lain bahkan terbuka lebar untukku.

Kegelapan dalam hening semakin gelap terasa
Lihat.. Canda tawa bunga-bunga mawar itu mengusikku dari kegelapan
Lagi-langit malamku yang seharusnya penuh bintang-bintang, tapi awan hitam itu tanpa belas kasih merampasnya dariku.

Sore tadi yang tak berwarna
Kemana pelangi itu pergi?
Adakah dia bersembunyi dari kejauhan sana?
Pelangipun tak bersedia menghiburku saat ini.

Bahtera yang kubangun, gagal mengarungi ganasnya lautan luas
Tak seperti bahtera Nabi Nuh megah diatas air bah
Disaat aku mulai mencintaimu, haruskah aku memiliki kehilanganmu?

Diatas goresan pena ini ada airmata yang jatuh
Bagai hujan yang jatuh dari bintang-bintang
Adakah nanti datang yang sepertimu
Pengisi yang kau tinggalkan kosong dihatiku

Engkau kirakah aku seperti karang yang kokoh itu?
Yang membendung segala sinar-sinar yang mengarah kepadanya
Lihat.. Ada yang keluar seperti barisan hujan di wajahku.
Baiklah engkau melihatnya
Seharusnya juga engkau merasakannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar